Poster Film Sumala. Doc. Google

Kisah horor selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmat film di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu film yang sedang menjadi perbincangan hangat adalah Sumala, sebuah film horor lokal yang mengangkat cerita mistis dari sebuah desa terpencil di Indonesia yang diproduksi oleh Hitmaker Studios dan disutradarai oleh Rizal Mantovani serta aktor bintangnya yaitu Luna Maya, Darius Sinathrya dan Makayla Rose.

Narasi film tersebut diambil dari mitos yang disebut sebagai peristiwa nyata yang berlangsung di sebuah perkampungan terpencil di wilayah Kabupaten Semarang sekitar tahun 1940-an. Dengan latar tempat yang kental akan nuansa tradisional dan cerita yang sarat misteri, Sumala berhasil memikat perhatian penonton sejak awal peluncurannya.

Latar Belakang Sumala

Film Sumala berkisah tentang sebuah desa kecil yang bernama Desa Wanaloka, yang terletak di pelosok hutan. Desa ini dikenal oleh masyarakat sekitarnya sebagai tempat yang penuh dengan pantangan dan larangan. Ada banyak cerita menyeramkan yang beredar tentang desa ini, mulai dari suara tangisan di malam hari hingga sosok bayangan misterius yang sering terlihat di hutan.

Legenda utama yang menjadi inti dari cerita ini adalah tentang roh jahat bernama Sumala. Menurut mitos setempat, Sumala adalah arwah seorang wanita yang tewas tragis akibat dihukum oleh penduduk desa di masa lalu. Dia dituduh melakukan praktik ilmu hitam meskipun bukti atas tuduhan tersebut tidak pernah ada. Kutukan Sumala diyakini masih menghantui desa tersebut dan membuat penduduk hidup dalam ketakutan serta tunduk pada serangkaian aturan ketat.

Awal Mula Cerita Film Sumala

Setelah menjalani 11 tahun pernikahan tanpa kehadiran anak, Soedjiman mendesak Sulastri untuk segera hamil. Soedjiman mengancam Sulastri yang tidak bisa memberikan keturunan yaitu dia akan menikah lagi. Khawatir dengan ancaman Soedjiman, Sulastri diam-diam menemui seorang dukun dan membuat kesepakatan dengan makhluk gaib demi mendapatkan anak. Ritual pun dilaksanakan. Sulastri meneguk beragam sesajen sebagai bagian dari proses perjanjian tersebut. Hasil perjanjian tersebut membuat Sulastri hamil. Perasaan bahagia menghampiri Sulastri dan Soedjiman. Namun hal itu hanyalah semu belaka.

Mereka dikaruniai anak kembar yang terlahir dengan kecantikan, di mana salah satu dari mereka merupakan keturunan manusia, sementara yang lainnya berasal dari garis keturunan iblis. Bayi keturunan iblis itu diberi nama Sumala, yang kemudian dibunuh oleh Soedjiman setelah menyaksikan wujud Sumala yang mengerikan. Sementara anak yang satu lagi hidup sebagai putri yang mempunyai keterbelakangan yaitu Kumala.

Kejadian misterius perlahan-lahan datang ketika Kumala beranjak besar. Dia menunjukkan perilaku aneh yang membuat seluruh desa gempar. Setiap hari, seorang anak ditemukan tewas dengan cara yang mengenaskan. Warga desa pun diliputi ketakutan dan meyakini bahwa Kumala adalah pembawa malapetaka. Soedjiman dituduh mengacaukan yang diakibatkan oleh Kumala. Namun Kumala membela diri dengan mengatakan bahwa teror kematian yang terjadi dilakukan oleh kakaknya yaitu Sumala.

Cerita dimulai dengan sekelompok mahasiswa dari kota yang datang ke Desa Wanaloka untuk melakukan penelitian tentang kebudayaan lokal. Kelompok ini terdiri dari lima orang yakni Andi, Sarah, Rina, Bima, dan Dito. Mereka tidak hanya tertarik pada adat istiadat desa, tetapi juga pada cerita-cerita mistis yang mengelilinginya.

Awalnya penduduk desa menyambut mereka dengan ramah, namun suasana berubah ketika mereka mulai melanggar beberapa pantangan yang telah diingatkan oleh sesepuh desa. Salah satunya adalah larangan memasuki sebuah rumah tua yang dianggap sebagai tempat terkutuk. Ketidaktahuan dan rasa penasaran membuat mereka melanggar aturan tersebut yang kemudian memicu serangkaian kejadian mengerikan.

Dari sinilah teror dimulai. Satu per satu dari mereka mulai mengalami hal-hal aneh seperti suara-suara yang memanggil nama mereka di malam hari, bayangan yang mengikuti mereka di hutan, hingga mimpi buruk yang terasa nyata. Puncaknya adalah ketika mereka menyadari bahwa Sumala telah terbangun dan tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan balas dendam.

Reaksi Publik

Sejak penayangannya, Sumala berhasil meraih banyak apresiasi dari para penonton. Banyak yang menilai film ini sebagai salah satu karya horor terbaik yang pernah dibuat di Indonesia. Beberapa adegan dinilai sangat menakutkan sehingga membuat penonton enggan tidur sendirian. Namun di balik elemen horornya, film ini juga mendapat apresiasi karena kedalaman ceritanya yang mampu menggugah hati.

Di media sosia Film Sumala menjadi viral karena banyak penonton yang membagikan pengalaman mereka saat menonton. Beberapa bahkan mengaku merasa merinding hanya dengan mendengar musik latarnya yang mencekam. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak yang berhasil diciptakan oleh film ini.

Meskipun bergenre horor, Sumala menyimpan pesan moral yang dalam. Film ini mengingatkan kita tentang pentingnya menghormati budaya dan tradisi setempat. Selain itu cerita ini juga menyoroti bagaimana fitnah dan ketidakadilan dapat meninggalkan luka yang mendalam, bahkan melampaui batas kehidupan.

Sumala bukan sekadar film horor biasa. Dengan memadukan cerita yang sarat nilai budaya, sinematografi yang apik, dan akting yang memukau, film ini berhasil memberikan pengalaman menonton yang tak terlupakan. Bagi penggemar genre horor, Sumala adalah sajian yang wajib ditonton. Namun lebih dari itu, film ini juga menjadi mengingatkan akan kekayaan budaya dan mitos yang dimiliki oleh Indonesia. Jika Anda mencari film yang mampu menghadirkan ketegangan sekaligus menyentuh emosi, Sumala adalah pilihan yang tepat untuk ditonton.