Gunung Kawi
Poster film Gunung Kawi. Doc. GKW

Film Gunung Kawi merupakan film horor komedi Indonesia karya Erry Solid sebagai penulis cerita. Gunung Kawi digambarkan sebagai lokasi yang identik dengan praktik pesugihan. Banyak orang mendatangi tempat tersebut untuk melakukan perjanjian dengan makhluk halus seperti tuyul dan hantu. Sosok Mbah Kawi yang diceritakan sebagai penghuni Gunung Kawi memiliki aura menyeramkan dan penuh misteri. Berikut dibawah ini, kita akan review film Gunung kawi ini

Di tengah latar yang misterius ini, film Gunung Kawi memperkenalkan pemeran utamanya yaitu Bagas (Maxime Bouttier) seorang pemuda cerdas tetapi terjebak dalam situasi sulit. Bagas memiliki keluarga yang dihantui kemiskinan setelah usaha ayahnya bangkrut. Sang ayah Pak Surya (Roy Marten) adalah mantan pengusaha sukses yang kehilangan segalanya akibat kesalahan investasi. Tekanan ekonomi membuat keluarga ini putus asa, sementara utang menumpuk dan para kreditor mulai mengancam keselamatan mereka. Film ini mengusung tema horor mistis dengan latar cerita yang berakar pada legenda pesugihan Gunung Kawi yang penuh aura mistis dan kekuatan gaib.

Review Film Gunung Kawi

Misteri Gunung Kawi

Cerita dimulai dengan penggambaran legenda Gunung Kawi yang terkenal sebagai tempat pesugihan. Gunung ini dipercaya sebagai lokasi di mana manusia dapat meminta kekayaan atau kesuksesan melalui perjanjian dengan kekuatan gaib, tetapi selalu dengan harga mahal. Dari generasi ke generasi, cerita tentang kutukan Gunung Kawi beredar di masyarakat, membawa rasa penasaran sekaligus ketakutan.

Dalam keadaan terpuruk, Bagas menemukan buku tua milik almarhum kakeknya. Buku itu berisi catatan tentang pesugihan di Gunung Kawi dan cara untuk mendapatkan kekayaan dengan melakukan ritual tertentu. Awalnya Bagas mengabaikan buku tersebut tetapi setelah tekanan terus meningkat, dia mulai mempertimbangkan untuk pergi ke Gunung Kawi.

Perjalanan ke Gunung Kawi

Bagas tidak sendiri dalam perjalanan ini. Dia ditemani oleh sahabatnya Joko (Indra Birowo) seorang pria lucu tetapi penakut yang awalnya menentang ide ini. Selain itu Bagas juga mengajak kekasihnya Rina (Laras Syarinita) seorang wanita yang mendukung Bagas meskipun dia tidak setuju dengan rencana tersebut. Ketiganya berangkat ke Gunung Kawi meski dihantui rasa ragu dan ketakutan.

Setibanya di Gunung Kawi, suasana mistis langsung terasa. Desa di kaki gunung tampak sepi dan penuh dengan tanda-tanda ritual seperti sesajen, dupa, dan lambang-lambang aneh yang digambar di dinding rumah-rumah penduduk. Mereka bertemu dengan seorang dukun bernama Pak Wira (diperankan oleh Jordi Densu) yang dikenal sebagai pemandu ritual pesugihan.

Pak Wira menjelaskan bahwa kekayaan bisa didapatkan dengan melakukan perjanjian, tetapi setiap permintaan memiliki konsekuensi besar. Bagas yang terdesak oleh keadaan setuju untuk melanjutkan ritual meskipun Rina dan Joko terus memperingatkannya.

Ritual di Gunung Kawi

Ritual dimulai dengan suasana yang mencekam. Bagas dibawa ke dalam sebuah gua gelap yang dianggap sebagai gerbang dunia gaib. Di dalam gua, dia harus membawa sesajen berupa emas dan darah ayam hitam. Pak Wira memperingatkan bahwa selama ritual, Bagas tidak boleh menunjukkan rasa takut atau keraguan, karena itu bisa membangkitkan amarah para roh penjaga.

Dalam adegan yang penuh ketegangan, Bagas mulai mendengar suara-suara aneh yang berbisik memanggil namanya. Bayangan hitam muncul di sudut goa, menatap Bagas dengan mata merah menyala. Pak Wira kemudian meminta Bagas menyebutkan nama orang yang akan dikorbankan sebagai bagian dari perjanjian.

Awalnya Bagas enggan melakukannya, tetapi kekuatan gaib mulai menekan dirinya. Dalam keadaan tertekan, Bagas secara tidak sadar menyebut nama ayahnya Pak Surya. Setelah nama itu disebut, suasana goa berubah. Angin kencang berhembus dan suara tertawa menyeramkan terdengar menggema di seluruh ruangan. Pak Wira mengumumkan bahwa perjanjian telah selesai, tetapi Bagas merasa ada sesuatu yang salah.

Konsekuensi yang Menakutkan

Setelah ritual kehidupan Bagas mulai berubah. Bisnis kecil yang dia rintis tiba-tiba berkembang pesat. Keberuntungan seolah-olah menghampirinya tanpa henti. Namun di sisi lain, Pak Surya mulai menunjukkan tanda-tanda aneh. Dia sering mengalami mimpi buruk, melihat bayangan hitam di rumah, dan mendengar suara-suara misterius yang memanggil namanya.

Kondisi Pak Surya semakin memburuk ketika dia mulai sering jatuh sakit tanpa sebab yang jelas. Dia juga menjadi pribadi yang mudah marah dan paranoid. Rina yang merasa ada sesuatu yang salah mulai menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Dia menemukan buku tua yang menjadi sumber informasi Bagas dan membaca tentang konsekuensi dari ritual pesugihan.

Sementara itu Joko yang selalu menjadi pengamat setia mulai mengalami gangguan gaib. Dia sering dihantui oleh sosok wanita berbaju putih dengan rambut panjang yang muncul di cermin atau di sudut-sudut gelap. Joko menjadi ketakutan dan mencoba membujuk Bagas untuk membatalkan perjanjian tersebut.

Rahasia Kelam dan Pengorbanan

Rina akhirnya menghadapkan Bagas dengan bukti bahwa ritual yang dilakukan telah mengorbankan nyawa ayahnya. Bagas yang diliputi rasa bersalah, mencoba menghubungi Pak Wira untuk mencari cara membatalkan perjanjian. Namun diia diberitahu bahwa perjanjian pesugihan tidak bisa dibatalkan. Harga yang telah dibayar tidak dapat dikembalikan dan roh penjaga akan menagih nyawa jika syarat perjanjian dilanggar.

Dalam situasi yang semakin mencekam, Pak Surya akhirnya meninggal dengan cara yang misterius. Kematian Pak Surya menjadi titik balik bagi Bagas yang menyadari bahwa keserakahannya telah menghancurkan keluarganya. Namun masalah tidak berhenti di sana. Rina juga mulai mengalami gangguan gaib dan roh penjaga pesugihan mulai menuntut korban berikutnya.

Bagas memutuskan untuk mengakhiri siklus kutukan ini dengan mengorbankan dirinya. Dalam adegan klimaks yang penuh emosi, Bagas kembali ke Gunung Kawi untuk menyerahkan nyawanya kepada roh penjaga. Sebelum dia menghilang ke dalam dunia gaib, Bagas meminta maaf kepada Rina dan Joko berharap mereka bisa hidup bebas dari kutukan.

Akhir Cerita

Film berakhir dengan suasana melankolis. Rina dan Joko berhasil selamat, tetapi mereka kehilangan Bagas untuk selamanya. Mereka meninggalkan Gunung Kawi dengan pelajaran berharga tentang bahaya keserakahan dan pentingnya menghormati batas-batas dunia gaib.

Di akhir review film gunung kawi, penonton disuguhkan adegan Pak Wira yang berbicara dengan klien baru, mengisyaratkan bahwa siklus pesugihan di Gunung Kawi akan terus berlanjut.

Pesan

Film Gunung Kawi menyampaikan pesan tentang pentingnya menghindari jalan pintas dalam meraih kekayaan atau kesuksesan, karena keserakahan hanya akan membawa konsekuensi besar dan penyesalan. Kekayaan sejati diperoleh melalui kerja keras dan usaha yang jujur, bukan dengan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu film ini mengingatkan bahwa setiap pilihan memiliki dampak terutama jika melibatkan kekuatan gaib atau melanggar norma yang ada. Menghormati tradisi dan dunia gaib adalah hal penting karena pelanggaran terhadapnya dapat membawa bencana. Melalui kisahnya, film ini juga menyoroti nilai cinta sejati dan pengorbanan di mana orang yang dicintai harus dihormati dan dilindungi, bukan dimanfaatkan demi ambisi pribadi.

Kesimpulan

Gunung Kawi adalah film horor yang memadukan elemen mistis, drama keluarga, dan ketegangan psikologis. Melalui cerita ini, penonton diingatkan bahwa keserakahan dan ambisi untuk mendapatkan kekayaan secara instan dapat membawa kehancuran. Ritual pesugihan meskipun terlihat sebagai solusi cepat, memiliki konsekuensi besar yang tidak bisa dihindari.