
Film Badarawuhi di Desa Penari yang dirilis pada tahun 2024 adalah sebuah karya film horor Indonesia yang disutradarai oleh Kimo Stamboel. Film ini merupakan prekuel dari KKN di Desa Penari dan menggali lebih dalam asal-usul serta misteri di balik sosok Badarawuhi seorang siluman ular yang menjadi legenda di Desa Penari. Dengan durasi 122 menit, film ini berhasil menyajikan kisah yang mencekam dan penuh teka-teki.
Alur Cerita
Latar Belakang Cerita
Mengambil setting waktu pada tahun 1980-an, film ini berfokus pada perjalanan seorang gadis bernama Mila (diperankan oleh Maudy Effrosina) bersama beberapa kerabatnya dalam mencari Desa Penari. Tujuan utama Mila adalah untuk menyembuhkan penyakit misterius yang diderita oleh ibunya bernama Inggri (Maryam Supraba). Mila meyakini bahwa penyakit ibunya berkaitan erat dengan sesuatu yang ada di desa tersebut. Perjalanan ini tidak hanya menjadi upaya penyembuhan, tetapi juga membuka tabir gelap yang menyelimuti Desa Penari.
Perjalanan Menuju Desa Penari
Mila ditemani oleh Yuda (Jourdy Pranata), Jito (Moh. Iqbal Sulaiman), Arya (Ardit Erwandha), dan Ratih (Claresta Taufan Kusumarina). Mereka memulai ekspedisi menuju Desa Penari dengan semangat dan harapan besar. Namun sejak awal perjalanan, mereka telah merasakan keanehan dan tanda-tanda yang tidak biasa. Suasana hutan yang mereka lewati terasa semakin mencekam dengan berbagai fenomena aneh yang mulai muncul.
Setibanya di Desa Penari, mereka disambut oleh Mbah Buyut (Diding Boneng) yaitu seorang tetua desa yang tampak menyimpan banyak rahasia. Mbah Buyut memberikan peringatan kepada Mila dan rombongannya untuk selalu menghormati adat dan tradisi desa. Dia juga menekankan pentingnya menjaga perilaku dan ucapan selama berada di desa tersebut. Namun rasa penasaran dan keinginan untuk menemukan jawaban membuat mereka sering mengabaikan peringatan tersebut.
Misteri dan Teror Badarawuhi
Di desa tersebut, Mila mulai merasakan kehadiran sosok misterius yang selalu mengawasinya. Tanpa disadari, dia telah menarik perhatian Badarawuhi (Aulia Sarah) yakni siluman ular yang menjadi penguasa roh di Desa Penari. Badarawuhi mengincar Mila untuk dijadikan dhawuh atau penari desa, sebuah peran yang memiliki makna mendalam dalam tradisi desa tersebut. Mila sering mengalami mimpi aneh dan penampakan yang semakin hari semakin intens. Dia melihat sosok wanita cantik dengan ekor ular yang menari dengan anggun, namun dengan aura yang sangat menakutkan.
Sementara itu Yuda dan Jito mulai mengalami kejadian-kejadian supranatural yang menguji keberanian dan kewarasan mereka. Arya yang awalnya skeptis, mulai merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan desa tersebut. Ratih yang memiliki keterkaitan dengan desa ini melalui ibunya bernama Jiyanti (Dinda Kanyadewi) yang mulai mengingat kembali kenangan masa kecilnya yang berhubungan dengan ritual-ritual aneh di desa tersebut.
Pengungkapan Masa Lalu dan Tradisi Gelap
Melalui interaksi dengan penduduk desa dan penelusuran mereka, Mila dan teman-temannya mulai mengungkap sejarah kelam Desa Penari. Mereka menemukan bahwa desa ini memiliki tradisi pemilihan dhawuh atau tumbal yang harus dilakukan secara berkala untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan roh. Badarawuhi sebagai penguasa roh memiliki peran sentral dalam tradisi ini. Dia memilih gadis-gadis tertentu untuk menjadi penari yang akan mengabdi padanya. Gelang penari yang disebut Kawaturih menjadi simbol dari pemilihan ini. Tanpa sepengetahuan Mila, dia telah terpilih untuk menjadi dhawuh berikutnya.
Mila menemukan gelang Kawaturih di dekat rumah Mbah Buyut. Sejak saat itu dia mulai mengalami penglihatan tentang ritual-ritual aneh dan mendengar bisikan-bisikan yang memanggil namanya. Dia juga mulai merasa terhubung secara emosional dengan Badarawuhi yang muncul dalam mimpinya dan mengajaknya menari. Mila merasa terjebak antara keinginannya untuk menyembuhkan ibunya dan ketertarikannya pada dunia mistis yang ditawarkan oleh Badarawuhi.
Ketegangan memuncak ketika Yuda dan Jito memutuskan untuk meninggalkan desa setelah mengalami teror yang tak tertahankan. Namun mereka menemukan bahwa jalan keluar dari desa selalu membawa mereka kembali ke titik awal seolah-olah desa tersebut menolak melepaskan mereka. Arya yang mencoba mencari bantuan dari luar juga mengalami hal yang sama. Mereka menyadari bahwa mereka terjebak dalam lingkaran setan yang dikendalikan oleh kekuatan supranatural.
Ratih yang mulai mengingat masa lalunya mengungkapkan bahwa ibunya pernah menjadi dhawuh dan berhasil melarikan diri dari desa dengan bantuan Mbah Buyut. Namun sebagai konsekuensinya, keluarganya dikutuk dan itulah sebabnya Mila harus kembali ke desa untuk menebus kesalahan masa lalu keluarganya. Mila merasa tertekan oleh beban ini dan mulai mempertimbangkan untuk menerima tawaran Badarawuhi demi menyelamatkan teman-temannya dan menyembuhkan ibunya.
Dalam klimaks cerita, Mila menghadapi Badarawuhi dalam sebuah ritual penentuan. Ia harus memilih antara menyerahkan dirinya sebagai dhawuh atau melawan takdir.
Pesan
Badarawuhi di Desa Penari mengajarkan pentingnya menghormati adat dan tradisi, karena setiap tempat memiliki aturan yang harus dipatuhi. Mengabaikannya dapat berakibat fatal, terutama jika berkaitan dengan dunia gaib yang tak sepenuhnya dipahami manusia.
Kisah Mila dan Ratih menunjukkan bahwa kesalahan masa lalu baik pribadi maupun keluarga, bisa berdampak panjang sehingga dibutuhkan keberanian untuk menghadapi dan menyelesaikannya. Film ini juga menyoroti bagaimana pilihan sulit sering kali membutuhkan pengorbanan seperti yang dialami Mila, di mana keputusannya menentukan nasib banyak orang.
Selain itu film ini menekankan keseimbangan antara dunia nyata dan gaib, karena mengganggu batas di antara keduanya dapat membawa konsekuensi buruk. Secara keseluruhan, Badarawuhi di Desa Penari menyampaikan pesan mendalam tentang menghormati budaya, memahami batasan dan menghadapi konsekuensi dari perbuatan.
Kesimpulan
Film Badarawuhi di Desa Penari memberi kesimpulan bahwa setiap keputusan membawa konsekuensi, terutama terkait dunia gaib dan tradisi leluhur. Film ini menekankan pentingnya menghormati adat, memahami batasan, dan tidak meremehkan kepercayaan turun-temurun. Kisah Mila dan Ratih menunjukkan bahwa kesalahan masa lalu bisa berdampak panjang, tetapi dengan keberanian dan tekad, seseorang dapat menebusnya. Melalui alur mencekam, film ini menegaskan bahwa keseimbangan dunia manusia dan roh harus dijaga serta bahwa keberanian, keikhlasan, dan kebijaksanaan adalah kunci menghadapi tantangan hidup.