Ronggeng Kematian adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 28 Maret 2024, disutradarai oleh Verdi Solaiman dan diambil dari novel Ronggeng yaitu Pembalasan Sulastri karya Arumi E. dan Sukhdev Singh. Film ini menggabungkan unsur budaya tradisional dengan elemen horor modern, menghadirkan kisah yang mencekam tentang balas dendam arwah penari ronggeng.
Ronggeng Kematian adalah film yang menggabungkan elemen horor dengan kritik sosial, menyoroti bagaimana tindakan manusia dapat membawa konsekuensi yang menghantui. Dengan latar belakang budaya ronggeng yang kaya, film ini tidak hanya menawarkan ketegangan, tetapi juga refleksi mendalam tentang moralitas dan penebusan.
Alur Cerita Film Ronggeng Kematian
Latar Belakang Desa Mangunsari
Desa Mangunsari yaitu sebuah desa terpencil di Jawa Tengah, dikenal dengan tradisi ronggeng yang kental. Ronggeng adalah tarian tradisional yang tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bagian integral dari ritual dan budaya desa. Sulastri (diperankan oleh Cindy Nirmala) adalah penari ronggeng paling terkenal di desa tersebut dihormati oleh penduduk setempat karena kecantikan dan bakat menarinya.
Kedatangan Mahasiswa KKN
Tujuh tahun sebelum peristiwa utama dalam film ini, empat mahasiswa yaitu Adit (Revaldo), Ricky (Krisjiana Baharuddin), Yudi (Dito Darmawan), dan Akhsan (Allan Dastan) datang ke Mangunsari untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mereka membantu membangun kincir angin yang menjadi sumber energi bagi desa sehingga dianggap sebagai pahlawan oleh warga setempat. Selama masa KKN, mereka berinteraksi dengan Sulastri yang saat itu menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang memukau.
Hilangnya Sulastri
Suatu malam setelah menari di hadapan keempat mahasiswa tersebut, Sulastri tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Desas-desus dan spekulasi berkembang di desa, namun tidak ada yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Sulastri. Kehilangannya meninggalkan luka mendalam bagi komunitas desa terutama karena Sulastri adalah simbol budaya dan kebanggaan mereka.
Undangan Kembali ke Desa
Tujuh tahun kemudian Adit, Ricky, Yudi, dan Akhsan menerima undangan untuk kembali ke Mangunsari. Mereka diundang untuk menerima penghargaan atas kontribusi mereka selama KKN. Meskipun awalnya ragu, mereka memutuskan untuk kembali menganggap ini sebagai kesempatan untuk bernostalgia dan melihat perkembangan desa.
Awal Teror
Setibanya di desa mereka disambut hangat oleh penduduk. Namun suasana segera berubah ketika mereka mulai mengalami kejadian-kejadian aneh. Mereka mendengar suara gamelan di tengah malam, melihat bayangan penari di sudut mata, dan merasakan kehadiran yang tidak kasat mata. Penduduk desa tampak enggan membicarakan Sulastri dan setiap upaya untuk menanyakan tentangnya disambut dengan keheningan atau pengalihan topik.
Pengungkapan Rahasia
Melalui serangkaian kilas balik dan investigasi terungkap bahwa pada malam hilangnya Sulastri, keempat mahasiswa tersebut terlibat dalam insiden tragis. Setelah penampilan Sulastri, mereka mengundangnya untuk merayakan keberhasilan proyek KKN mereka. Perayaan tersebut berubah menjadi mimpi buruk ketika mereka dalam keadaan mabuk, mencoba mendekati Sulastri secara tidak pantas. Sulastri melawan dan dalam kekacauan yang terjadi, dia terjatuh dan meninggal. Karena panik, mereka memutuskan untuk menyembunyikan tubuhnya dan bersumpah untuk tidak pernah membicarakan insiden tersebut.
Balas Dendam Arwah Sulastri
Arwah Sulastri yang tidak tenang karena kematiannya yang tidak adil, mulai menghantui keempatnya. Satu per satu mereka mengalami teror yang semakin intens. Adit melihat bayangan Sulastri di cermin, Ricky mendengar suara gamelan di kamarnya, Yudi merasakan sentuhan dingin saat tidur, dan Akhsan menemukan jejak kaki berlumuran darah di sekitar tempat tidurnya. Mereka menyadari bahwa arwah Sulastri menuntut keadilan atas apa yang telah mereka lakukan.
Pengakuan
Menyadari bahwa mereka tidak bisa lari dari masa lalu, keempatnya memutuskan untuk mengakui perbuatan mereka kepada penduduk desa. Mereka menggali kembali tempat mereka menyembunyikan tubuh Sulastri dan memberikan pemakaman yang layak sesuai dengan tradisi setempat. Mereka juga meminta maaf kepada keluarga Sulastri dan penduduk desa atas tindakan mereka.
Akhir Cerita Film Ronggeng Kematian
Setelah upacara pemakaman, teror yang mereka alami mulai mereda. Namun mereka tetap dihantui oleh rasa bersalah dan penyesalan atas tindakan mereka. Meskipun arwah Sulastri telah tenang, bayangan perbuatan mereka tetap membekas dalam ingatan mereka, menjadi pengingat abadi akan konsekuensi dari tindakan mereka.
Pesan dari Film Ronggeng Kematian
Film Ronggeng Kematian mengajarkan bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi baik di dunia nyata maupun di alam gaib. Keempat tokoh utama yang mencoba menyembunyikan kesalahan mereka justru harus menghadapi teror akibat dosa masa lalu yang tidak terselesaikan. Ini menjadi pengingat bahwa kejujuran dan tanggung jawab atas perbuatan adalah hal yang sangat penting, karena kebenaran akan selalu menemukan jalannya.
Selain itu film ini juga menyoroti bagaimana tradisi dan budaya dapat menjadi warisan yang harus dijaga dengan hormat, bukan hanya sebagai hiburan semata. Lebih dari sekedar cerita horor, Ronggeng Kematian mengingatkan kita untuk menghormati sesama, bertanggung jawab atas tindakan kita, dan memahami bahwa keadilan akan selalu mencari jalannya bahkan setelah kematian.
Kesimpulan Film Ronggeng Kematian
Ronggeng Kematian adalah film horor yang tidak hanya menghadirkan ketegangan, tetapi juga menyajikan cerita yang sarat akan makna dan kritik sosial. Dengan mengangkat budaya ronggeng sebagai latar utama, film ini berhasil memadukan unsur mistis dengan tema penyesalan, tanggung jawab, dan keadilan yang tertunda. Keempat karakter utama yang mencoba melupakan dosa masa lalu akhirnya harus menghadapi konsekuensi mengerikan, menunjukkan bahwa kesalahan yang disembunyikan tidak akan pernah benar-benar hilang.
Film ini juga menjadi cerminan bagaimana kekerasan terhadap perempuan sering kali tertutup oleh kekuasaan dan ketakutan hingga akhirnya menemukan cara untuk menuntut keadilan. Dengan visual yang mencekam, alur cerita yang menegangkan, dan pesan moral yang kuat, Ronggeng Kematian tidak hanya sukses sebagai film horor, tetapi juga sebagai kisah peringatan tentang pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap tradisi serta sesama manusia.